Indonesia Panen Emas (Triyaningsih Catat Sejarah)

imageAtlet Indonesia membukukan pencapaian luar biasa di hari kedua penyelenggaraan SEA Games XXVI, Jakarta-Palembang. Sampai semalam, kontingen Merah Putih mengoleksi 23 medali emas, 15 perak, dan delapan perunggu. Total hingga kemarin Indonesia mengumpulkan 46 medali dari 148 keping yang didistribusikan.

Peringkat kedua untuk sementara diduduki Singapura yang emasnya terpaut jauh dari perolehan tuan rumah. Negeri Singa itu mengumpulkan delapan emas, tujuh perak, dan delapan perunggu. Disusul Vietnam dengan enam emas, tujuh perak, dan 10 perunggu. Thailand terpaut dua emas di bawah Vietnam.
Posisi Indonesia naik tajam di hari kedua menggeser Thailand yang sebelumnya di peringkat pertama. Emas disumbang cabang karate, taekwondo, atletik, dayung, sepeda, sepatu roda, panjat tebing, dan menembak.
Paceklik medali terjadi di cabang renang. Merah Putih hanya kebagian satu perak dan dua perunggu dari enam emas yang diperebutkan.
Catatan membanggakan ditorehkan cabang karate dengan merebut lima medali emas dari tujuh medali yang diperebutkan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, kemarin.
Prestasi karate lebih manis setelah tim kata beregu putra mencatatkan sejarah meraih medali emas untuk kali ketiga di ajang SEA Games secara berturut-turut.
Tim kata beregu putra beranggota Azwar, Fidelys Lolobua, dan Faizal Zainuddin dalam pertandingan final mengalahkan Myanmar dengan skor telak 5-0. Faizal mengatakan raihan itu merupakan prestasi membanggakan karena tercatat sebagai tinta emas bagi tim karate Indonesia, khususnya kata beregu putra yang meraih emas secara beruntun. Faizal juga menyumbang emas di nomor kata perorangan. "Kami senang. Emas kami mulai dari SEA Games 2007 di Thailand," ujarnya.
Setelah meraih emas di empat nomor, yakni kata  perorangan putri dan putra, serta kata beregu putri dan putra, karate menyumbang satu emas lagi dari nomor kumite putra +84 kg yang dimenangi Umar Syarif.
Umar bermain tenang meladeni karateka Thailand, Sanphasit, di partai puncak dan unggul dengan skor 9-1. "Saya bangga menyumbang emas di usia saya yang sudah 34 tahun. Di nomor ini, PB Forki tak menargetkan emas, tapi di lapangan emas berhasil dipersembahkan," ucap Umar.
Sementara itu kekecewaan menghinggapi tim taekwondo yang gagal menambah emas di dua kategori kyorugi (duel) yang dipertandingkan, kemarin. Dua atlet yang diturunkan tumbang di babak semifinal dengan keputusan juri yang tak bisa diterima tim Indonesia.
Vony Dian Permatasari dan Yulius Fernando gagal melewati adangan lawan-lawannya. Vony tak mampu melewati adangan Maria Camille Manalo (Filipina) yang unggul 3-2. Yulius harus mengakui kemenangan taekwondoin Vietnam, Duong Thanh Tam, yang unggul tipis 1-0.
Emas Ketiga
Di stadion atletik Jakabaring Sport City, Palembang, kegembiraan mencuat setelah pelari mungil Triyaningsih berlari lebih cepat dibandingkan dengan para rivalnya untuk meraih emas nomor 10.000 m. Luar biasa, karena itu emas ketiga di nomor yang menjadi spesialisasinya dalam tiga SEA Games terakhir berturut-turut.
Adik kandung mantan pelari nasional Ruwiyati tersebut mencatatkan waktu 34:52,74 meninggalkan duo Vietnam, Thi Binh Pham  dan Thi Hien Pham, dengan selisih lebih dari semenit. Catatan waktunya lebih lambat dibandingkan dengan rekor SEAG atas namanya sendiri 32:49,47 yang diciptakan di Laos.
''Saya bersyukur kepada Allah atas kemenangan ini,'' ujar Tri setelah memastikan emasnya.
Pelari kelahiran 15 Mei 1987 itu berpeluang menciptakan prestasi spektakuler apabila memenangi nomor 5.000 m. Sama seperti  10.000 m, dia merupakan jawara pada dua SEA Games sebelumnya di Thailand dan Laos.
Kalau berhasil, dia akan mencatat hatrik di dua nomor jarak menengah yang tentu akan sulit dilewati pelari lainnya. Selain dua nomor itu, atlet binaan Lokomotive Salatiga itu berlomba di nomor marathon. ''Memang, level Tri sudah Asia, bukan lagi Asia Tenggara,'' komentar Ketua Umum PB PASI Bob Hasan.
Sementara itu nomor bergengsi 100 m putra dan putri dimenangi duet Papua. Dengan waktu 11,69 detik sprinter putri Unani Serafi Anelis memastikan emas.
Waktu yang dia cetak sebenarnya sama dengan peraih perak Nongnuch Sanrat dari Thailand, sehingga pemenang dilihat dari reaction time. Perunggu menjadi milik Thi Huong (Vietnam) dengan catatan waktu 11,73 detik.
Di nomor putra, Franklin Ramses tampil mengejutkan dengan menyabet emas. Melaju dari lintasan enam, dia sebenarnya tak diunggulkan. Urutan selanjutnya Foo Yeo (Singapura) dan Wachara Sondee (Thailand). Sprinter Indonesia lainnya, Fadlin, berada di urutan empat.
Catatan waktu 10,37 detik oleh Franklin masih di bawah waktu terbaiknya 10,33 detik dan jauh dibandingkan dengan rekor SEA Games 10,17 detik milik Suryo Agung Wibowo yang kali ini absen.
Keberhasilan pelari asal Serui kelahiran 14 Mei 1991 itu sangat menarik. Apalagi dia belum sembuh benar dari cedera hamstring dan baru bulan lalu kembali ke pelatnas setelah didegradasi karena dianggap tidak berprestasi.
Hari ini, cabang dayung, karate, sepeda, dan taekwondo diprediksi menambah perbendaharaan medali kontingen Indonesia. Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Achmad Sutjipto yakin tim dayung akan menambah emas. Tujuh medali emas diperebutkan di Situ Cipule, Karawang.
"Persaingan di tim putri merata, saya yakin Indonesia menambah emas lagi untuk putra dan putri. Sejauh ini, PODSI puas atas prestasi atlet dayung yang telah mempersembahkan tiga emas," ujarnya. (*-29)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

CLOCK

YM

Info Bisnis