Tekad kemandirian untuk bertahan hidup, membuat sejumlah penghuni Kampoeng Ilmu membuat inovasi.
Kehidupan
di Kampoeng Ilmu mencerminkan kehidupan untuk kebersamaan dan ekonomi
kerakyatan. Atas dasar itulah dibentuklah sebuah lembaga keuangan yang
menopang sendi perekonomian di Kampoeng Ilmu.
Uniknya lembaga
keuangan yang berupa bank dan diberi nama 'Bank Tolak Miskin'. Pendanaan
bank ini bersumber dari penghuni Kampoeng Ilmu atau permodalan
bersumber dari anggota.
Kordinator Kampoeng Ilmu Budi Santoso
mengatakan berdirinya bank ini dipicu dari kesulitan permodalan
pascarelokasi pedagang pada 2008 lalu.
"Akhirnya SPKLB (Serikat
Pedagang Kaki Lima Bubutan) membentuk sebuah bank sebagai lembaga
keuangan untuk menopang kesulitan uang para pedagang. Pendanaannya
bersumber dari urunan para pedagang setiap hari," kata Budi saat
berbincang-bincang dengan okezone di kantin Kampoeng Ilmu.
Ada
sekira 56 pedagang buku di Kampoeng Ilmu yang menyumbang sebesar Rp1.000
per hari. Budi menceritakan, saat ini sudah terkumpul uang di bank
tersebut sebesar Rp183 juta.
Sistem yang digunakan adalah
kepercayaan. Pedagang yang butuh uang hanya datang ke bank. Karena
berbentuk bank, maka ada sistem bunga yang diberlakukan. Bunga untuk
setiap pinjaman hanya Rp1.000 per dua pekan.
"Katakan jika ada yang pinjam Rp1 juta maka dalam dua minggu harus dikembalikan Rp1.000," terang pria asal Jember ini.
Bank
Tolak Miskin ini dikelola oleh sekretaris Kampoeng Ilmu yang dibantu
dua orang staf yang tak lain juga dari para pedagang buku. Perputaran
ekonomi di Kampoeng Ilmu kian menggeliat seiring banyaknya pengunjung
yang datang.
Dalam satu hari perputaran uang mencapai Rp16 juta. Jumlah tersebut jika dipukul rata setiap kios menjual Rp250 ribu per hari.
"Dengan
melihat pertumbuhan ekonomi di kampoeng ilmu ini, dalam 1-2 tahun ke
depan uang di Bank Tolak Miskin akan mencapai Rp1 milliar," ucap Budi
penuh optimis.
Pernah suatu ketika ada sebuah bank ternama di
Indonesia menawarkan kerja sama untuk penambahan modal di Bank Tolak
Miskin ini, namun tawaran tersebut ditolak.
Alasannya sederhana,
jika bank tersebut masuk secara tidak langsung nuansa Kampoeng Ilmu yang
diusung lama-kelamaan akan terkikis. "Bank itu juga menawarkan akan
menempatkan sejumlah pegawainya itu stand by di Bank Tolak Miskin, kami
tetap menolak," kata bapak dua anak ini.
(kem)
Bank Tolak Miskin' Sumber Dana Kampoeng Ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar