Komhukum
(Amlapura)- Ribuan warga masyarakat Karangasem, Bali timur ikut ambil
bagian dalam kegiatan ritual piodalan Ida Bhatara Rambut Sedana atau
memperingati hari turunnya Dewa Uang.
"Kegiatan ritual itu juga disebut Buda Cemeng Klawu atau Buda Wage Klawu
bermakna untuk pemujaan dan permohonan doa agar mendapat rezeki yakni
dibukakan pintu rezeki," kata Jero Mangku Dalem Sukawati, Jero Mangku
Pura Dadia Pratisentana Dalem Sukawati, Desa Selat Duda, Kabupaten
Karangasem, Bali, Rabu (2/11).
Ia mengatakan, hampir setiap dadia atau pura keluarga melakukan upacara
ritual bertepatan dengan hari raya Buda Cemeng Klawu tersebut.
Upacara ini, kata pria yang akrab disapa Jero Mangku I Nengah Yadnya
asal Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem itu juga
sebagai ungkapan terima kasih karena umat manusia telah diberikan
kekayaan, kemakmuran dan kesejahteraan.
"Dewa yang disembah adalah Ida Betari Rambut Sedana atau dikenal juga
sebagai Dewi Laksmi, melalui manifestasinya Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa," jelasnya.
Dalam perkembangannya, upacara Buda Cemeng Klawu ini lebih menekankan dalam perwujudan sebagai bentuk simbol uang.
Upacara Buda Cemeng Klawu ini jatuh pada hari Rabu Wage wuku Klawu menurut perhitungan kalender Bali.
Menurut adat istiadat umat Hindu di Bali meyakini Ida Betari Rambut
Sedana/Dewi Laksmi sedang melaksanakan yoga dan dipercaya juga pada hari
ini tidak diperbolehkan menggunakan uang untuk hal-hal yang sifatnya
tidak kembali berupa wujud barang, misalnya membayar hutang atau
menabung, karena dipercaya uang atau kekayaan tersebut nantinya tidak
dapat kembali selamanya.
Selain itu juga menghilang sifat "tamak" ataupun serakah sebagai umat manusia, khususnya umat Hindu.
Dalam memperingati Buda Cemeng Klawu, kata dia umat Hindu di Bali
diingatkan kembali akan keberadaan artha yang ada dalam Catur
Purusaartha, Artha atau kekayaan, Kama artinya nafsu, Dharma artinya
kebaikan dan Moksa artinya melepas duniawi serta berada di sorga.
Pengertian artha di sini tidak dalam sebatas kekayaan saja, namun juga
mengandung arti dan tujuan dalam bentuk kemakmuran materi.
Artha juga mencakup konsep dalam arti mencapai ketenaran, dan memiliki
kedudukan sosial yang tinggi, yang mempunyai hubungan dengan proses
pencapaian dari satu tujuan yakni kebenaran.
Dalam cara pandang yang lain, artha ditempatkan juga sebagai salah satu
kewajiban seseorang dalam kehidupan untuk mengumpulkan harta benda
sebanyak mungkin, namun dengan syarat jangan menjadi serakah, dan
bertujuan untuk membantu dan menolong keluarga serta orang lain yang
membutuhkannya.
Upacara Buda Cemeng Klawu ini dilakukan seluruh umat Hindu di Bali,
terutama mereka yang membuka usaha perdagangan, misalnya pedagang di
pasar, pemilik warung, restauran, jasa keuangan, bengkel, bahkan sampai
ke perusahaan-perusahaan yang mengalirkan dana secara cepat dalam
menjalankan perusahaaan.
Biasanya pada setiap tempat yang digunakan untuk menyimpan uang,
diberikan sesajen khusus untuk menghormati Ida Betara Sedana atau Dewi
Laksmi sebagai ujud ungkapan rasa terima kasih atas pemberian-Nya.
Menurut kekawin Nitisastra IV.7 seperti yang diungkapkan I Ketut Wiana,
dosen Institut Hindu Dharma Indonesia (IHDN) Denpasar kata Jero Mangku
Dalem Sukawati menyatakan, kalau zaman kali sudah datang tidak ada yang
lebih bernilai dari pada uang.
Sudah susah dikatakan para ilmuwan, pemberani, orang suci maupun orang yang kuat semuanya pelayan orang kaya.
Dari sumber Susastra Hindu tersebut dapat dipahami bahwa, uang itu pada
hakikatnya adalah sarana bukan tujuan hidup, jadi tergantung cara
manusia menggunakan sarana tersebut.
Jika uang tersebut didapat dan digunakan sesuai berdasarkan konsep
ketuhanan, maka uang itu sangat berguna mengantarkan umat manusia
mendapatkan hidup bahagia lahir batin.
Namun sebaliknya jika uang tersebut dianggap sebagai tujuan yang paling
bernilai, maka uang itu akan bisa membawa kesengsaraan. (K-5)
Warga Karangasem Rayakan Upacara Dewa Uang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar