JAKARTA - Pengamat Papua Frans Ansanay menilai belum
mengetahui secara pasti tentang seberapa besar peran polisi tentang
keterlibatannya dalam hal penjualan Narkoba di pulau Cendrawasih.
"Saya
sendiri belum tahu secara persis seberapa jauh penggunaan dan penjualan
narkoba oleh masyarakat dan kepolisian di Papua," ujar Frans kepada
okezone, Kamis (24/11/2011).
Dia pun serasa tak percaya jika
pihak Kepolisian terlibat dalam perdagangan haram itu. Sebab kata dia,
di internal Lembaga Kepolisian sendiri memiliki lembaga yang secara
khusus menangani kasus Narkoba. Maka atas nama apapun jika itu terjadi
pihak Kepolisian harus lebih memperketat lagi.
"Di Kepolisian
sendiri kan ada reserse kriminal (Reskrim) Narkoba, lalu lewat mana
mereka bisa lolos? Kalau sampai lolos mereka harus melakukan
pengetatan," jelasnya.
Sepengetahuan Frans, kasus pengguna
narkoba merupakan orang-orang yang sudah terkontaminasi dengan pergaulan
luar minimal pernah tinggal di Jawa.
"Jujur, saya tidak tahu.
Pengguna di Papua itu biasanya yang sempat ke Jawa atau Jakarta.
Kecenderungan yang terjadi seperti itu. Kalau itu ada, itu sangat
disayangkan," kata dia.
Selain itu, dia menduga kasus seperti itu bisa saja sengaja dibuat untuk meningkatkan kriminalitas di Papua.
"Namun,
saya tidak punya data kuat, atau ada pihak-pihak tertentu yang mencoba
untuk membuat kriminal makin tinggi. Karena ini kasuitik. Tapi kalau
memang seperti itu, polisi harus memperketat," imbuhnya.
"Kalau
Bupati Teluk Wondama, Papua Barat beserta istrinya itu kan kasuitik.
Sebab bupati itu sudah memakai narkoba sejak sebelum menjabat, lalu
pertanyaan kenapa dia bisa lolos. Tentunya itu medical check upnya tidak
ketat sehingga bisa lolos. Lolosnya itu bisa saja karena money
politic," pungkasnya.
Pengamat: Polisi Jual Narkoba Di Papua, Sangat Disayangkan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar