
"Letusan tersebut terjadi pukul
15.07 WITA. Letusannya kami kategorikan kecil," kata Kepala Pos
Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon,
Farid Ruskanda Bina, di Manado.
Ia mengatakan, letusan yang terjadi sore itu rentetan letusan yang terjadi sebelumnya sejak subuh.
Apalagi, katanya, rentetan letusan yang terjadi adalah akumulasi gempa vulkanik yang masih terus terekam.
Puluhan gempa yang terekam sejak
Senin pukul 00.00 WITA, ujarnya, mengindikasikan pasokan energi masih
terjadi secara terus-menerus.
"Puncak dari suplai energi ini adalah letusan. Total sepanjang hari ini Gunung Lokon sudah meletus sebanyak enam kali," katanya.
Muntahan debu vulkanik Gunung
Lokon jatuh tak jauh dari kawah di mana permukiman penduduk berada.
Kawasan Kelurahan Kinilow Satu dan Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan
Tomohon Utara serta areal perkebunan diguyur debu tipis.
"Mudah-mudahan ini hanya sekali
jatuh di perkebunan. Kalau terus-menerus tanaman kami pasti rusak," kata
seorang petani setempat, Johan S.
Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung,
berharap warga bersiaga dan tetap berkoordinasi dengan pemerintah.
Selain itu, katanya, radius
bahaya yang direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) Bandung jangan dilanggar.
Ia mengatakan, berbagai aktivitas yang sering dilakukan warga di daerah rawan itu harus dikurangi.
"Status Gunung Lokon masih siaga
level III. Letusan masih saja terjadi dan memuntahkan material debu.
Warga kami harapkan tetap siaga," katanya.
Pada Senin, Gunung Lokon telah
meletus sebanyak enam kali yakni pukul 00.09 WITA, 00.43 WITA, 00.57
WITA, 01.57 WITA, 05.51 WITA, dan 15.07 WITA.
Pada Minggu (6/11) rentetan letusan juga sempat terjadi masing-masing pukul 18.08 WITA, 22.15 WITA, 23.04 WITA, dan 23.51 WITA.
0 komentar:
Posting Komentar