Persoalan kesejahteraan yang tidak
pernah terpenuhi oleh pemerintah menjadi alasan utama rakyat di tanah
Papua terus bergolak. Kesenjangan sosial yang sangat nyata membuat
masyarakat di daerah tersebut akhirnya berpikir untuk mencari 'Jalan
Sendiri' yang menurut mereka lebih baik.
Seperti yang dikatakan oleh
Sekjen Solidaritas Papua, Petrus, bahwa saat ini yang mensejahterakan
rakyat Indonesia adalah Papua, sementara masyarakat di wilayah paling
timur Indonesia itu masih tetap merana dengan kesemerawutan.
"Tinggal dipilih, Papua tetap di
Indonesia atau Papua keluar dari Indonesia," kata Petrus dalam diskusi
'Menemukan Solusi Masalah Papua' di Rumah Perubahan 2.0, Jakarta, Selasa
(08/11/2011).
Untuk itu, dia meminta agar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak hanya berwacana, melainkan
harus terjun ke lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Sebab,
pendekatan komunikatif yang dilakukan pemerintah tidak pernah terbukti,
yang terjadi adalah banyaknya tindakan kekerasan yang dilakukan aparat
keamanan.
"SBY agar sering melakukan dialog dengan masyarakat Papua. Agar tau apa yang diinginkan masyarakat," bebernya.
Dengan dialog, lanjut Petrus,
diharapkan pemerintah dapat menemukan solusi yang jitu untuk
menyelesaikan konflik yang berkepanjangan itu.
Seperti yang diketahui, bumi
Papua menjadi sorotan publik setelah banyaknya aksi kekerasan yang
terjadi di wilayah tersebut. Kasus ini diperuncing dengan keputusan
Kongres Rakyat Papua III yang menyatakan Papua keluar dari wilayah NKRI.
Ditambah dengan konflik antara karyawan Freeport dengan menajemen yang
menuntut kenaikan gaji.
0 komentar:
Posting Komentar